Tuesday, July 19, 2016

Analisis Perbandinggan Puisi



Analisis Perbandinggan Puisi

1.Penerimaan
penerimaan
Kalau ku mau ku terima kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Ku tahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku denan berani
Kalau ku mau kuterima kau kembali
Untuk sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi
Puisi penerimaan menceritakan seorang laki-laki yang bersedia menerima kekasihnya meskiun dia tahu bahwa sang kekasih sudah tidak seperti dulu lagi : bak kembang sari sudah terbagi.

2. Doa
Doa
Kepada pemelluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tahanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Dipintu-Mu aku mengetuk
Aku tak bisa berpaling
Kebahasaan Puisi-puisi Chairil Anwar
“penyimpangan bahasa yang sering terjadi pada puisi pada dasarnya dilakukan untuk pencapaian tujuan estetis” (jassin,1988,17).
Puisi-puisi chairil anwar adalah bukti konkrit dari pemberontakan 45 terhadap konvensi-konvensi puisi angkatan sebelumnya. Pembaharuan yang dilakukan oleh chairil anwar bersifat menyeluruh, baik dalam bentuk maupun faktor kejiwaan puisi dan tema serta amanat yang di sampaikan.
Penggunaan bahasa pada puisi chairil anwar mengemukakan pengalaman batin yang mendalam dan mengungkapkan intensitas arti, kata-kata yang bisa di gunakan sehari-hari. Untuk mendapatkan efek puitis, yaitu untuk mendapatkan irama yang liris dan membuat kepadatan, chairil anwar banyak membuat penyimpangan tata bahasa normatif. Penyimpangan-penyimpangan tersebut menurut Pradopo, (1987:101) merupakan “penyingkatan, penghilangan imbuhan, dan penyimpangan struktur sintaksis”.
a. Pemendekan Kata
Pemendekan kata dalam puisi chairil anwar dilakukan untuk melancarkan ucapan, untuk mendapatkan irama yang menyebabkan liris. Misalnya:
Kalau sampai waktuku
‘ku mau tak seorang kan ‘merayu
(Aku)
Ajal yang menarik kita ‘kan merasa angkasa sepi
(kepada kawan)
b. Menghilangkan imbuhan
selain pemendekan kata chair anwar sering menghilangkan imbuhan, lebih- lebih awalan.
contoh :
aku tak bisa tidur
orang ngomng anjing gonggong
( kesabaran)
kadang kadang penghilangan imbuhan itu disertai penyngkatan kata
ulang sebagai berikut:
sesudah itu kita sama termangu
( sia-sia)
kami sama pejalan larut
(kawan ku dan aku)
bentuk “sama- sama”di singkat menjadi “ sama”peristiwa tersebut adalah peristiwa pemadatan. Sering kali chairl anwar membuat bentuk yang menyalahi konfensi umum, misalnya : 
terbaring di rangkuman pagi
– hari baru jadi –
ini mia mencari
hati impi
(ini mia)
gabungan kata “ hati impi “ buakan hal yang biasa. Ambiguitas yang muncul dari pemadatan ini adalah mungkin yang di maksud “ hati impi “ itu “ hati yang bermimpi “ atau “ impian hati”.
c. Penyimpangan struktur sintaksis
Penyimpangan struktur sintaksis yang dilakukan oleh chail anwar itu berupa susunan kelompok kata atau susunan kalimat seluruh. Pada umumnya susunan kelompok kata mengikuti hukum DM, yaitu kata yang berposisi di depan diterangkan oleh kata yang berposisi di belakang. Misalnya : rumah ini. Kata “rumah”di terangkan oleh kata “ini “. Tetapi charil anwar merubah pola ini misalnya :
udara bertuba. Setan bertempik
ini sepi terus ada. Dan menanti
(Hampa)
susunan yang biasa adalah “sepi ini” bukan “ini sepi”. 
sering juga chail anwar menggunakan inversi, yaitu mambalik susunan subjek-predikat menjadi predikat-subjek.
di hati matamu kembang mawar dan melati.
(sajak putih)
susunan biasa akan menjadi:
di hitam mawar dan melati (ber)kembang.
chail anwar juga sering mengubah susunan kalimat.
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
(selamat tinggal)
Bila di ucapkan menurut struktur bahasa normatif akan menjadi 
aku berkaca
siapakah (yang) mempunyai
muka (yang) penuh luka ( ini)
d. Pengertian pengkajian intertekstual puisi
Penelitian terhadap karya sastra ,merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghidupkan, mengembangkan, dan mempertajam ilmu sastra. Kegiatan penelitian sastra berkaitan dengan konsep sastra, yang mungkin bersifat universal tetapi tetap menyimpan sifat individual penyair. Ada tiga pendekatan dalam penelitian sastra, yaitu pendekatan eksperimental, pendekatan kritik sastra, dan pendekatan intertekstual. Selanjutnya penelitian ini adalah penelitian intertekstual. Intertekstual puisi menunjukan adalanya pengaruh sebuah puisi terhadap puisi lain, penunjukan sesuatu teks terhadap teks lain. Sejak atau puisi biasanya baru memiliki makna yang sepenuhnya bila dihubungkan dengan puisi lain. Sebagaimana dikemukakan oleh A.Teeuw (1984:65), bahwa sebuah teks tidak lahir dari kekosongan budaya. 
Sebuah teks itu penuh makna bukan hanya karena mempunyai struktur tertentu. Suatu kerangka yang menemukan dan mendukung bentuk, tetapi, juga karena teks itu berhubungan dengan teks lain. Sebuah teks lahir teks- teks lain dan harus dipandang sesuai tempatnya dalam kawasan tekstual. Inilah yang disebuat intertekstual (rina ratih,2001:135) ini berarti bahwa teks sastra , dalam hal ini puisi, di baca dan harus dengan latar belakang teks-teks lain. Karena tak ada satu pun teks yang benar-benar mandiri dan terlepas dari teks- teks terdahulu yang menjadi latar belakang, contoh, teladan, dan atau inspirasi terciptanya teks tersebut. Bukan berarti bahwa sebuah teks merupakan plagiat dari teks lain. Tetapi sebuah teks memiliki pengaruh dalam penciptaan teks lain. Sebagai contoh, setelah membaca sebuah puisi , seorang penyair mendapat ilham untuk menulis hal yang sama tapi dengan sikap pribadinya sendiri yang seringkali berbeda bahkan kontras dengan teks yang memberikan ilham, artinya penyair memandang sesuatu persoalan berbeda dengan penyair lain. Dalam puisi dikenal istilah hipogram, yaitu tulisan yang merupakan dasar (seringkali tidak eksplisit) untuk penciptaan sastra baru. Penciptaaan sastra ini menurut A.Teew(1991:65) dilakukan secara konsratif, dengan memutar balikan esensi dan amanat karya sebelumnya. Sedangkan karya yang lahir dengan didasarkan karya sastra lain disebut sebagai karya transformasinya. Yaitu karya yang menunjukan kepada karya lain. Karya transformasi ini seringkali berupa tentangan terhadap karya sebelumnya.

No comments:

Post a Comment