Monday, July 4, 2016

MAKALAH PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PEREKRUTAN



KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahNya, sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan lancar. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
            Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.





Malang, 6 Maret 2016
Penyusun



Kelompok 4


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….                  1
Daftar Isi…………………………………………………………………………     2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………      3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..       3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perekrutan (Recruitment)……………………………………………………      4
2.1.1 Proses dan Perencanaan Perekrutan………………………...........        4
2.1.2 Pasar Tenaga Kerja……………………………………………….       5
2.1.3 Perekrutan yang  Efektif………………………………………….       6
2.1.4 Perekrutan Internal Versus Eksternal…………………………….       6
2.1.5 Evaluasi Perekrutan……………………………………………….      7
2.2 Seleksi (Selection)……………………………………………………………     7
            2.2.1 Masukan-masukan dalam Seleksi……………………………….         7
            2.2.2 Arti Penting Seleksi………………………………………………..     8
            2.2.3 Konsep Pengujian Dasar………………………………………….       8
            2.2.4 Sifat dan Seleksi……………………………………………………    8
            2.2.5 Tanggung jawab Seleksi…………………………………………..      8
            2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi……………….       9


BAB III PENUTUP……………………………………………………………….  10







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Beberapa tahun terakir, banyak penelitian yang mengangkat topik tentang pentignya keefektifan sumberdaya manusia, antara lain Huselid 1995; MacDuffie, 1995; Welbourne & Andrews, 1996, Fisher, 1997 dan Ulrich, 1997. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa, terdapat hubungan antara keefektifan pengelolaan sumberdaya manusia terhadap pengembalian aset perusahaan, inverstasi, profit dan kelangsungan hidup organisasi. Ternyata perekrutan adalah salah satu bagian penting dalam keefektifan sumberdaya manusia tersebut. Untuk itu diperlukan suatu proses perkerutan yang cermat sehingga dihasilkan karyawan-karyawan yang berproduktivitas tinggi.
Terdapat beberapa definisi tentang perekrutan (recruitment). Breaugh (1992) dalam Alison E. Barber mengatakan bahwa  “perekrutan pekerja termasuk dalam aktivitas organisasi yang (1) mempengaruhi jumlah dan atau tipe dari lamaran yang ditujukan untuk posisi tertentu (2) mempengaruhi diterimanya suatu penawaran pekerjaan.
Menurut Ivancevich dan Lee Soo Hoon (2002), perekrutan mengarah kepada aktivitas organisasi yang mempengaruhi jumlah dan jenis dari pelamar yang mengajukan lamaran untuk suatu pekerjaan dan  apakah pelamar tersebut diterima dalam pekerjaan yang ditawarkan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari perekrutan?
2.      Bagaimana proses perekrutan?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perekrutan (Recruitment)
            Perekrutan adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperluka untuk menutupi kekurangan yang diindentifikasi dalam perencanaaan kepegawaian. Melalui perekrutan, individu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan didorong untuk membuat lamaran terhadap pekerjaan yang tersedia di perusahaan. Hasilnya adalah sekumpulan pelamar kerja yang akan diseleksi untuk menjadi karyawan baru.

2.1.1 Proses dan Perencanaan Perekrutan
Perekrutan seringkali ditafsirkan sebagai suatu proses satu arah (one-way process) – sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk mencari calon-calon karyawan. Keberhasilan perekrutan (dari perspektif organisasi) dan keberhasilan pencarian pekerjaan (dari perspektif calon karyawan) tergantung pada nya. Jika terdapat kecocokan antara upaya perekrutan organisasional dengan upaya pencarian kerja pelamar maka kondisinya dalam keadaan matang untuk bertemu. Dalam hal ini organisasi perlu 

2.1.2 Pasar Tenaga Kerja
Untuk memahami komponen-komponen pasar tenaga kerja di mana perekrutan di dalamnya ada 3 konsep berbeda yang harus dipertimbangkan. Ketiga konsep itu adalah(Maths 7 Jackson, 2001):
1.      Populasi tenaga kerja (labor force population).
2.      Populasi pelamar (applicant population).
3.      Kumpulan pelamar (applicant pool).
Pasokan (supply) dan permintaan (demand) akan tenaga kerja di dalam populasi tenaga kerja memiliki dampak yang besar pada strategi staffing di organisasi. Pasar tenaga kerja internal juga mempengaruhi perekrutan karena banyak perusahaan yang memilih untuk melakukan promasi dari dalam jika hal itu mungkin dilakukan, tetapi merekrut dari luar untuk pekerjaan-pekerjaan entry-level.

2.1.3 Perekrutan yang  Efektif
Perekrutan yang efektif menjadi semakin penting saat ini, karena beberapa alasan. Menghadapi kondisi demikian, beberapa pengusaha menggunakan piramida hasil perekrutan untuk menghitung jumlah pelamar yang harus mereka hasilkan untuk menjadi karyawan baru. Piramida hasil perekrutan menggambarkan hubungan aritmatika antara calon jadi dan yang diundang dalam perekrutan, yang diundang untuk wawancara, wawancara dan penawaran yang dibuat dengan penawaran yang diterima.

2.1.4 Perekrutan Internal Versus Eksternal
Strategi perekrutan mengindentifikasi dimana perekrutan harus dilakukan, siapa yang harus direkrut dan apa persyaratan yang diminta. Suatu pertimbangan penting dalam keputusan untuk melakukan pencarian internal dan eksternal.

Pertimbangan Sumber Perekrutan
Sumber Perekrutan
Keuntungan
Kerugian
Internal
·         Moral untuk dipromosikan.
·         Penilaian kemampuan yang lebih baik.
·         Biaya lebih rendah untuk beberapa pekerjaan.
·         Pendorong untuk kinerja yang bagus.
·         Sebab-sebab suksesi pada promosi.
·         Menggaji hanya pada tingkat entry.
·         Perkawinan antar keluarga dekat.
·         Masalah moral yang pasti pada yang tidak dipromosikan.
·         Perkelahian “politis” untuk promosi.
·         Perlu program penyambungan manajemen.
Eksternal
·         “Darah” baru mewakili perspektif baru.
·         Lebih murah dan lebih cepat daripada pelatihan professional.
·         Tidak ada kelompok pendukung politis dalam organisasi.
·         Mungkin membawa wawasan industri baru.
·         Tidak mungkin memilih beberapa yang akan memperbaiki pekerjaan antar organisasi.
·         Bisa menyebabkan masalah moral untuk calon internal yang tidak terseleksi.
·         Lebih lama “penyesuaian diri” atau waktu orientasi.

2.1.5 Evaluasi Perekrutan
Mengevaluasi kesuksesan upaya-upaya perekrutan adalah penting. Hal ini adalah cara utama untuk menemukan apakah upaya-upaya tersebut efektif dalam aspek waktu dan uang yang dikeluarkan. Hal-hal umum yang perlu di evaluasi adalah:
a.       Jumlah pelamar.
b.      Tujuan yang dicapai.
c.       Kualitas pelamar.
d.      Biaya pelamar yang direkrut.

2.2 Seleksi (Selection)
Seleksi merupakan proses pemilihan individu-individu yang memiliki kualifikasi yang relevan untuk mengisi posisi dalam suatu organisasi. Tanpa para tenaga kerja yang memenuhi syarat sebuah organisasi berada dalam posisi yang lebih untuk berhasil. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian dan kemampuan (knowledge-skills-abilities) yang sesuai, yang merupakan suatu paket yang terdapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh “kecocokan” antara apa yang dilakukan oleh pelamar dan apa yang ingin dilakukan oleh pelamar dan apa yang dilakukan, serta apa yang dibutuhkan oleh organisasi.
2.2.1 Masukan-masukan dalam Seleksi
Dalam prosesnya, seleksi bergantung pada tiga masukan penting. Manajer personalia harus menghadapi sedikitnya tantangan, yaitu:
·         Tantangan suplai.
Tantangan suplai berkenaan dengan semakin besarnya jumlah pelamar yang “qualified”. Keterbatasan pasokan menyebabkan organisasi tidak leluasa memilih calon karyawan terbaik. Keterbatasan ini dapat diukur melalui rasio. Rasio merupakan hubungan antara jumlah pelamar yang diterima dan jumlah total pelamar yang tersedia. Rasio selesi dihitung berdasarkan formula:

Rasio Seleksi =
·         Tantangan masalah etis.
Masalah ini berkenaan dengan family system dalam proses seleksi.

2.2.2 Arti Penting Seleksi
Untuk menempatkan keputusan seleksi dalam prespektif, pertimbangan bahwa perusahaan rata-rata memiliki tingkat prosentase penolakan lamaran pekerjaan yang tinggi. Subtansi seleksi adalah mengurangi pelamar dengan menggunakan perangkat penyaringan seperti pemeriksaan latar belakang, pusat penilaian, dan referensi.

2.2.3 Konsep Pengujian Dasar
Seleksi yang efektif menjadi penting dan bergantung hingga derajat tertentu, pada konsep pengujian dasar atas validitas dan dapat diandalkan. Dalam pengajuan pekerjaan, ada dua cara untuk membuktikan validitas ujian yaiut, validitas kriteria dan validitas isi.

2.2.4 Sifat dan Seleksi
Sumber dari sistem seleksi yang efektif adalah pengetahuan yang mewakili kinerja kerja yang sesuai, dan karakteristik-karakteristik apa pada para tenaga kerja yang dihubungkan dengan kinerja tersebut. Sebuah kriteria seleksi merupaka karakteristik yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melakukan pekerjaan dengan berhasil. Kemampuan tertentu yang telah dimiliki sebelumnya merupakan kriteria seleksi.

2.2.5 Tanggung jawab Seleksi
Organisasi-organisasi berbeda dalam mengalokasikan tanggung jawab seleksi antara spesialis sumberdaya manusia dengan manajer. Jenis tanggungjawab seleksi dimana tanggung jawab dipengaruhi oleh pembentukan atau keberadaan kantor pusat perusahaan, yaitu:
·         Kantor pekerjaan terpusat.
·         Menggunakan tim-tim untuk seleksi.
Sejumlah pelatihan dibutuhkan untuk memastikan bahwa tim-tim tersebut mengerti proses seleksi, tes, wawancara dan hambatan-hambatan hukum. Lebih jauh lagi, sebuah prosedur seleksi dimana tim melakukan pemungutan suara untuk menentukan pilihan terbaik tidaklah sesuai. Keputusan tersebut seharusnya dibuat berdasarkan kesepakatan yang akan memakan waktu lebih lama.



Unit Sumber Daya Manusia
Manajer
·         Menyediakan penerimaan awal pekerjaan.
·         Melakukan penyaringan wawancara awal.
·         Mengelola tes-tes pekerjaan yang sesuai.
·         Memperoleh informasi mengenai latar belakang dan referensi.
·         Merekomendasikan calon-calon terbaik pada para manager untuk seleksi akhir.
·         Mengatur ujian fisik pekerjaan jika dibutuhkan.
·         Mengevaluasi keberhasilan proses seleksi.
·         Daftar permintaan tenaga kerja dengan kualifikasi spesifik untuk mengisi posisi yang dibutuhkan.
·         Partisipasi dalam proses seleksi yang sesuai.
·         Wawancara akhir para calon.
·         Membuat keputusan akhir, mengacu pada saran dari spesialisasi sumberdaya.
·         Menyediakan informasi lanjutan yang dibutuhkan dari individu yang terpilih.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi
Prosedur seleksi dibuat dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kepegawaian organisasi kecermatan proses seleksi tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
·         Konsenkuensi seleksi yang salah haruslah dipertimbangkan.
·         Kebijakan perusahaan dan sikap manajemen puncak.
·         Lamanya periode masa percobaan.
·         Waktu yang tersedia untuk melakukan seleksi.
·         Pendekatan yang berbeda untuk seleksi dalam rangka mengisi posisi pada level yang berbeda.
·         Sektor ekonomi dimana individu-individu dipekerjakan, apakah swasta, pemerintahan, atau organisai non profit.








BAB III
PENUTUP

Perekrutan seringkali ditafsirkan sebagai suatu proses satu arah (one-way process) – sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk mencari calon-calon karyawan. Keberhasilan perekrutan (dari perspektif organisasi) dan keberhasilan pencarian pekerjaan (dari perspektif calon karyawan) tergantung pada nya Seleksi merupakan proses pemilihan individu-individu yang memiliki kualifikasi yang relevan untuk mengisi posisi dalam suatu organisasi. Tanpa para tenaga kerja yang memenuhi syarat sebuah organisasi berada dalam posisi yang lebih untuk berhasil. Untuk menempatkan keputusan seleksi dalam prespektif, pertimbangan bahwa perusahaan rata-rata memiliki tingkat prosentase penolakan lamaran pekerjaan yang tinggi. Subtansi seleksi adalah mengurangi pelamar dengan menggunakan perangkat penyaringan seperti pemeriksaan latar belakang, pusat penilaian, dan referensi.


No comments:

Post a Comment