BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengawali abad ke 20,
perusahaan-perusahaan mulai menjadikan sumberdaya manusia sebagai sumberdaya
utama dari suatu perusahaan sehingga mulai terbentuk departemen sumberdaya
manusia dalam setiap perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak perusahaan mulai
mengungkapkan tentang perlunya perencanaan dan pengembangan karier, informasi
karier, serta yang berhubungan dengan karier.
Proses perencanaan memungkinkan
sumberdaya manusia untuk mrngrtahui tujuan-tujuan karier dan jenjang yang
mengarah pada tujuan tersebut. Karena itu, melalui aktivitas pengembangan
sumberdaya manusia, masing-masing pekerja dapat memilih cara untuk meningkatkan
dirinya sendiri dan menentukan tujuan kariernya.
Peningkatan karier adalah salah satu
keinginan semua orang dalam pekerjaannya. Banyak karyawan perusahaan yang
kurang bersemangat dan menginginkan keluar dari pekerjaannya karena merasa
tidak punya harapan peningkatan karier dari jabatan atau pekerjaannya selama
ini. Kerena itu seharusnya para manajer atau pengelola organisasi menyiapkan
program perencanaan karier bagi karyawan, agar mereka mempunyai harapan dan
semangat yang tinggi dalam bekerja dan mengembangkan diri.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian Manajemen Karier
2.
Tujuan Dari Perencanaan Karier
3.
Pengembangan Karier
4.
Peran dan Umpan Balik Terhadap Pengembangan Karier
5.
Pendekatan Diagnotis untuk Perencanaan dan Pengembangan Karier
6.
Karier Tanpa Batas
7.
Mengatur Pemecatan
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Manajemen Karier
2.
Mengetahui Tujuan Perencanaan Karier
3.
Untuk Mengetahui Pengembangan Karier
4.
Mengetahui Peran dan Umpan balik Terhadap Pengembangan Karier
5.
Mengetahui Pendekatan Diagnotis Untuk Perencanaan dan Pengembangan Karier
6.
Mengetahui Bagaiman Karier Tanpa Batas
7.
Mengetahui Bagaimana Mengatur Pemecatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KARIER
Pengertian manajemen karier
tergantung pada masing-masing literature dan pengarangnya, istilah karier dan
manajemen karier memiliki beberapa definisi, seperti :
Noe, et al, (2003). Pengelolaan
karier menunjuk pada aktivitas dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan
dan mengembangkan para karyawannya dalam rangka menyiapkan atau menyediakan
orang-orang yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi di
masa yang akan datang.
Handoko (1997). Karier adalah
seluruh pekerjaan (Jabatan) yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
Dessler (2003). Karier adalah
serangkaian posisi yang berhubungan dengan kerja, entah dibayar atau tidak,
yang membantu seseorang bertumbuh dalam keterampilan, keberhasilan, dan
pemenuhan kerja.
Simamora (1997). Perencanaan karier
adalah proses melaluinya individu karyawan mengidentifikasi dan mengambil
langkah-langkah untuk mencapai tujuan karier.
Dari pengertian-pengertian ini,
dapat disimpulkan bahwa pengolaan karier penting bagi karyawan dan organisasi
itu sendiri. Bagi karyawan, pengeloaan karier akan menjadi motivasi dalam
bekerja dan mengembangkan diri, sedangkan bagi organisasi, manajemen karier
akan membantu merencanakan kebutuhan sumberdaya manusia untuk masa yang akan
datang.
Greenhaus menyebutkan bahwa
manajemen karier secara singkat dapat diuraikan sebagai proses dimana individu
dapat melakukan :
1. Mengumpulkan
informasi yang relavan tentang kemajuan dirinya dan di dunia kerjanya.
2. Mengembangkan
gambaran secara akurat tentang bakat, interes, nilai dan gaya hidup yang
diinginkan sebagaimana juga tentang pekerjaan alternative, jabatan, dan
organisasi.
3. Mengembangkan
tujuan karier yang realistis berdasarkan informasi dan gambaran yang telah
diperolehnya.
4. Mengembangkan
dan mengimplementasikan strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan.
5. Memperoleh
umpan balik tentang efektifitas strategi dan tujuan yang relavan.
2.2 TUJUAN DARI PERENCANAAN KARIER
Perencanaan dan pengembangan karier
pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas
pelaksanaan pekerjaan oleh para karyawan, di samping memberikan harapan dan
motivasi kerja yang tinggi sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik dalam
mewujutkan tujuan organisasi atau perusahaan. Berkaitan dengan tujuan
pengembangan karier, Dubrin mengungkapkan sebagai berikut :
1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan
perusahaan pengembangan karier membantu pencapain tujuan perusahaan dan tujuan
individu. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
kemudianmenduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan
perusahaan dan tujuan individu telah tercapai.
2. Menunjukkan
hubungan kesejahteraan pegawai.
Perencanaan
karir karyawan juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan agar
mereka lebih loyal terhadap perusahaan.
3. Membantu
pegawai mengidentifikasikan kemampuan potensi mereka.
Pengembangan
karir membantu menyadarkan karyawan untuk mengidentifikasi kemampuan dan
menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahlian yang
dimiliki.
4. Memperkuat
hubungan antara pegawai dan perusahaan.
Perkembangan
karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap perusahaan.
5. Bukti
tanggungjawab social.
Pengembangan
karir mencerminkan cara menciptakan iklim kerja yang positif sehingga mendorong
karyawan kea rah persaingan yang sehat.
6. Membantu
memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan.
Pengembangan
karir membantu program-program sumberdaya manusia perusahaan lain agar tujuan
perusahaan tercapai.
7. Mengurangi
turnover dan biaya kepegawaian.
Pengembangan
karir dapat menjadikan perputaran karyawan rendah dan meningkat efektivitas
biaya pengelolaan sumberdaya manusia.
8. Mengurangi
keusangan profesi dan manajerial.
Pengembangan
karier dapat menghidarkan keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial.
Menurut
Rivai (2004). Tujuan dan manfaat dari perencanaan karier pada dasarnya adalah:
1. Meluruskan
strategi dan syarat-syarat karyawan intern.
2. Mengembangkan
karyawan yang dapat dipromosikan.
3. Memudahkan
penempatan ke luar negeri.
4. Membantu
dalam keanekaragaman tenaga kerja.
5. Mengurangi
turnover.
6. Menyaring
potensi karyawan.
7. Meneruskan
pertumbuhan pribadi.
8. Meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kualifikasi karyawan.
9. Memuaskan
kebutuhan karyawan.
10. Membantu
perencanaan tindakan afirmatif.
2.3 PENGEMBANGAN KARIER
Pengembangan karier adalah proses
peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier
yang diinginkan. Tujuan dari seluruh program pengembangan karier adalah untuk
menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karier yang
tersedia di perusahaan saat ini dan di masa mendatang. Karena itu, usaha
pembentukan system pengembangan karier yang baik akan dapat membantu karyawan
dalam menentukan karier mereka sendiri, dan menyesuaikan antara keburuhan
karyawan dengan tujuan perusahaan.
a. Beberapa
hal yang berkaitan dengan pengembangan karier.
·
Prestasi Kerja.
Prestasi kerja
merupakan factor yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan
karier seorang karyawan. Kemajuan karier sebagian besar tergantung pada
prestasi kerja yang baik dan etis.
·
Jaringan Kerja.
Kontak pribadi dan
professional, utamanya melalui asosiasi profesi akan memberikan kontak kepada seseorang yang bisa jadi penting dalam
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik.
·
Pengunduran Diri.
Ketidakpuasan akan
pengembangan karier di suatu perusahaan berkaitan erat dengan keputusan untuk
mengundurkan diri. Jika perusahaan tempat seseorang bekerja tidak memberikan
kesempatan berkarier yang cukup dan di luar perusahaan terbuka kesempatan yang
cukup besar untuk berkarier, maka untuk memenuhi tujuan kariernya karyawan
tersebut akan mengundurkan diri.
·
Kesetiaan terhadap organisasi.
Manajemen karier yang
dikelola dengan baik hamper selalu berkorelasi positif dengan kesetian karyawan
terhadap perusahaan yang telah membesarkan namanya.
·
Pembimbing dan sponsor.
Pembimbing adalah orang
yang memberikan nesehat-nasehat atau saran-saran berkaitan dengan pengembangan
karier seorang karyawan, sedangkan sponsor adalah seseorang di dalam perusahaan
yang memberika kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kariernya.
Keberadaan dan kualitas dari kedua orang ini sangat besar pengaruhnya terhadap
pengembangan karier karyawan.
2.4 PERAN UMPAN BALIK TERHADAP
PENGEMBANGAN KARIER.
Tanpa umpan balik yang menyangkut
upaya-upaya pengembangan karier, maka relative sulit bagi karyawan untuk
bertahan pada tahun-tahun persiapan yang terkadang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan-tujuan karier. Departemen sumberdaya manusia bisa memberikan umpan balik
melalui beberapa cara di dalam usaha pengembangan karier karyawan, diantaranya
adalah memberikan informasi kepada karyawan tentang keputusan penetapan
karyawan berikut alasannya. Dengan demikian, karyawan yang tidak berhasil
menduduki posisi yang diinginkannya harus tahu mengapa mereka gagal, dan apa
yang harus dilakukan agar nanti dapat berhasil.
Jadi kesimpulannya, umpan balik
didalam usaha pengembangan karier karyawan mempunyai beberapa sasaran :
1. Untuk
menjamin karyawan yang tidak berhasil menduduki suatu posisi yang diinginkan
masih tetap berharga dan akan tetap dipertimbangkan lagi untuk promosi di waktu
mendatang jika memang memenuhi syarat.
2. Untuk
menjelaskan kepada karyawan yang gagal mengapa mereka tidak terpilih.
3. Untuk
mengidentifikasi apa tindakan-tindakan pengembangan karier spesifik yang harus
mereka laksanakan.
Tahap-tahap
perencanaan dan pengembangan karier
Tahap
perencanaan dan pengembangan karier dalam suatu organisasi meliputu tiga
tahapan, Yaitu : Self assessment, Reality check, Goal setting, dan Action
planning.
a. Self
Assesment
Penilaian
diri sendiri membantu karyawan menentukan minat, nilai-nilai, bakat, dan
kecenderungan prilaku mereka. Tahap ini lebih baik apabila menggunakan tes
psikologi yang akan membantu karyawan mengidentifikasi nilai-nilai yang
berhubungan dengan tempat mereka bekerja. Tahap ini membantu karyawan
mempertimbangkan posisi dimana dia saat ini meniti karier, mengidentifikasi
rencana masa depan, dan memperkirakan bagaimana kariernya sesuai dengan situasi
saat ini dan ketersedian sumberdaya. Di beberapa perusahaan, konselor
ditugaskan untuk membimbing karyawan dalam menilai diri sendiri dan
menginterpretasikan hasil dari tes psikologi.
b. Reality
Check
Karyawan
mendapat informasi tentang bagaimana
perusahaan mengevaluasi keahlian dan pengetahuan mereka, dan mencocokkannya
dengan rencana perusahaan seperti kesempatan promosi atau mutasi.
c. Goal
Setting
Karyawan
menentukan tujuan karier jangka pendek dan jangka panjang selama fase ini dalam
proses perencanaan karier. Tujuan berhubungan dengan posisi yang diharapkan,
tingkat keahlian, penetapan pekerjaan, atau peningkatan keahlian. Tujuan-tujuan
ini biasanya ditulis dalam rencana pengembangan karier dan didiskusikan dengan
manajer.
d. Action
Planning
Pada
tahap ini, karyawan menentukan bagaimana mereka akan mencapai tujuan karier
jangka pendek dan jangkap panjang. Seorang ryawan ataupun pihak perusahaan
menetapkan rogram apa, di mana, kapan, dan bagaimana karyawan akan
dikembangkan.
Model Pengembangan Karier Individu
Hubungan
antara tahapan-tahapan karier dan kebutuhan individu adalah sebagai berikut:
Gambar
Model Pengembangan Karier
Keamanan,
Jaminan
|
Pencapaian, Harga
diri, kebebasan
|
Harga diri,
Aktualisasi diri
|
Aktualisasi diri
|
Kebutuhan
utama
Usia
Fase awal
Pegawai kontrak
|
Fase lanjutan promosi
|
Fase mempertahankan
posisi
|
Fase pension
berfikir strategis
|
Tahap
Akhir
1. Fase
awal atau fase pembentukan, menekankan pada perhatian untuk memmperoleh jaminan
terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal pekerjaan.
2. Fase
lanjutan, dimana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun
lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan kebebasan.
3. Fase
mempertahankan, individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang
telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu, individu telah merasa
terpuaskan baik secara psikologis maupun finansial.
4. Fase
pension. Individu telah menyelesaikan satu karier, dan dia akan berpindah ke
karier yang lain, dan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi
diri yang sebelumnya tidak dapat dia lakukan.
Program Pengembangan Karier
1.
Pengembangan
karier terintegrasi dengan perencanaan suberdaya manusia.
Tujuan dasar dari
program ini adalah untuk membantu karyawan menganalisis kemampuan dan minat
dalam penyesuaian antara kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan
perusahaan. Pengembangan karier juga merupakan hal yang krusial dimana manajemen dapat meningkatkan
produktivitas, meningkatkan sikap karyawan terhadap pekerjaannya dan membangun
kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Hubungan antara
pengembangan karier dan perencanaan sumberdaya manusia adalah sebagai berikut :
Pengembangan karier menyediakan bakat dan kemampuan, sementara perencanaan
sumberdaya manusia memproyeksikan kebutuhan perusahaan terhadap bakat dan
kemampuan. Namun biasanya perusahaan menemui kesulitan untuk mengintegrasikan
keduanya. Alasannya :
1. Kedua
program tersebut dikerjakan oleh ahli-ahli yang berbeda. Pengembangan karier
dikerjakan oleh psikolog, sedangkan perencanaan sumberdaya manusia dikerjakan
oleh ahli-ahli manajemen dan system analisis. Ahli-ahli yang memiliki disiplin
ilmu yang berbeda ini biasanya memiliki
kesulitan dalam berkomonikasi karena latar belakang pendidikan dan pengalaman mereka menjadikan suatu karier
atau halangan untuk berkominokasi secara efektif.
2. Berkaitan
dengan struktur organisasi perusahaan. Pengembangan karier umumnya merupakan
fungsi departemen sumberdaya manusia, sedangkan perencanaan semberdaya manusia
merupakan fungsi dari perencanaan staf. Kedua aktivitas tersebut dijalankan
oleh unit organisasi atau departemen yang berbeda.
Hubungan
Antara Perencanaan Karier dengan Pengembangan karier.
Hubungan antara
perencanaan karier dan pengembangan karier dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Moddel
Perencanaan dan Pengembangan karier.
Perencanaan
Karier
|
(Pola
Karier)
Tujuan
Karier
|
Pengembangan
Karier
|
(Umpan balik
Umpan Balik memiliki tiga tujuan utama yaitu:
a.
Untuk meyakinkan karyawan bahwa mereka
masih berharga dan akan dipertimangkan untuk promosi di masa yang akan datang
apabila mereka memenuhi kualifikasi.
b.
Untuk menjelaskan mengapa karyawan tidak
terpilih untuk menduduki jabatan tertentu.
c.
Untuk mengidentifikasi tindakan khusus yang
sebaiknya mereka lakukan dalam rangka pengembngan karier.
Kebutuhan Kerja
Selain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam bekerja karyawan juga membutuhkan :
a. Persamaan
perlakuan untuk karier
b. Karyawan
menginginkan adanya persamaan dalam system promosi dalam rangka mendapatkan
kesempatan karier yang lebih tinggi
c. Pengawas,
karyawan menginginkan agar penyelia memainkakan peranan aktif dalam
pengembangan karier dan memberikan umpan balik terhadap kinerja mereka.
d. Kesadaran
terhadap kesempatan. Karyawan menginginkan adanya pengetahuan yang memadai
mengenai kesempatan untuk karier yang lebih tinggi di masa mendatang.
e. Minat
karyawan. Karyawam membutuhkan informasi dalam jumlah yang berbeda dan memiliki
tingkat minat yang berbeda terhadap karier yang akan datang, yamg tergantung
dari berbagai factor.
f. Kepuasan
karier. Karyawan memiliki tingkat kepuasan karier yang berbeda, tergantung dari
umum dan pendidikan.
2.5
PENDEKATAN DIAGNOTIS UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER
Pendekatan umum yang sering diguunakan
dalam menganalisis perencanaan dan pengembangan karier adalah pendekatan
diagnotis. Pada pendekatan diagnotis, perencanaan dan pengembangan karier
dipengaruhi oleh dua factor penting, yaitu :
1. Pengaruh
lingkungan eksternal, antara lain :
a.
Peraturan dan undang-undang persyaratan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b.
Serikat pekerja
c.
Kondisi ekonomi
d.
Tingkat kompetisi
e.
Komposisi angkatan kerja
f.
Lokasi organisasi
2. Pengaruh
lingkungan internal, antara lain :
a.
Strategi perusahaan
b.
Tujuan perusahaan
c.
Budaya perusahaan
d.
Sifat pekerjaan
e.
Gaya kepemimpinan dan pengalaman
Karier individu umumnya melalui tahap-tahap tertentu
dimana masing-masing tahap mungkin dipengaruhi sikap, motivasi, sikap karyawan,
kondisi ekonomi, dll.
2.6
KARIER TANPA BATAS
Kompetisi yang diperlukan untuk karier tanpa batas
adalah :
1.
Knowledge based technical specialitiy
Karier
akan dibangun dengan mempergunakan spesialisasi dalam bidang teksis dan
kemampuan dibidang teknologi informasi.
2.
Cross functional and international
experience
Pemahaman
yang mendasar dari berbagai paradigm
fungsi lain dan pendekatan multi disiplin diperlukan dalam mmemecahkan masalah.
3.
Collaboration leadership
Kemampuan
untuk berkolaborasi atau berintegrasi dengan cepat dalam lingkungan tim.
4.
Self management skills
Pengembangan
karier perlu menekankan pada proses pembelajaran terus menerus. Continuous
learning process ini juga dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya kesempatan
karier dimasa datang dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
5.
Personal traits
Sifat-sifat
personal yang fleksibel, integritas, dan dapat dipercaya merupakan sifat yang
harus dimiliki oleh manajer masa depan.
1.
Membangun
komunikasi Dua-Arah
Para periset menyimpulkan terdapat 3 hal yang
memberikan kontribusi kepada keadilan yang dirasa dalam beragam penetapan
bisnis, yaitu:
a. Keterlibatan,
yang melibatkan orang-orang dalam keputusan yang mempengaruhi dengan meminta
input mereka dan mengijinkan mereka menyangkal manfaat dari ide dan asumsi
masing-masing.
b. Penjelasan,
memastikan bahwa semuanya memahami mengapa keputusan akhir dibuat demikian, dan
tentang pemikiran yang mendasari keputusan itu.
c. Kejelasan
harapan, yaitu memastikan semuanya mengetahui semuanya dengan standard apa
mereka akan dinilai dan penalty untuk kegagalannya.
Contoh program keadilan
yang memberikan keterlibatan, penjelasan dan kejelasan harapan:
1. Program
berbicara Toyota.
Program ini mendorong
komunikasi ke atas, memampukan karyawan untuk mengeluarkan kekhawatiran mulai
dari mesin jajanan otomatis yang tidak berfungsi sampai lapangan parkir yang
tidak memiliki penerangan hingga manajer yang terlalu banyak menghabiskan uang departemen
untuk berpergian. Tujuannya adalah untuk memberikan sebuah cara anonym bagi
karyawan Toyota untuk mengajukan pertanyaan atau permasalahan agar menjadi
perhatian perusahaan.
2. Program
atas ke bawah Saturn.
Program ini merupakan
program komunikasi menurun (program atas ke bawah) untuk mendapatkan informasi
bagi semua karyawaan. Saturn memberikan informasi secara berkelanjutan melalui
jaringan televise internalnya ke TV dalam daerah istirahat di pabrik.
2.
Menekankan
keadilan dalam memberikan disiplin.
Tujuan
dari disiplin adalah untuk mendorong karyawan agar berkelakuan wajar saat
bekerja (di mana wajar didefinisikan sebagai “Taat kepada aturan dan
peraturan”). Dalam sebuah organisasi aturan dan peraturan memiliki tujuan yang
sama seperti undang-undang dalam masyarakat, disiplin dibutuhkan saat salah
satu aturan atau peraturan ini dilanggar. Dalam kasus ini keadilan berarti 3
hal yaitu: aturan dan peraturan, sebuah sistem penalty progresif, dan proses
naik banding.
Tujuan
dari aturan adalah untuk membertahu lebih dulu kepada para karyawan tentang
perilaku apa yang dapat dan tidak dapat diterima. Sistem penalty progresif
adalah pndisi kedua dari disiplin efektif. Penlati bisa berkisar dari
peringatan lisan, tertulis, skors pekerjaan sampai pemecatan. Biasanya penalty
merupakan fungsi dari jenis pelanggaran dan berapa kali pelanggaran itu
terjadi. Misalnya perusahaan membuat peringatan untuk ketidak hadiran pertama
yang tidak memiliki izin. Namun untuk pelanggaran ketiga atau keempat,
pemecatan merupakan tindakan disipliner yang lebih umum. Akhirnya proses naik
banding membantu untuk memastikan bahwa penyelia memberikan tindakan dengan
adil dan pantas.
Disiplin
tradisional memiliki dua kelemahan yang potensial yaitu membuat karyawan merasa
tidak enak yang bisa meninggalkan bekas kemarahan dan penolakan, serta
memaksakan aturan kepada karyawan dapat membuat mereka menurut sementara waktu
tetapi di saat tidak ada pengawasan mereka tidak akan bekerja sama. Disiplin
tanpa hukuman bisa menghindari permasalahan ini. Sasarannya adalah untuk
mendapatkan penerimaan karyawan atas peraturan perusahaan dengan mengurangi
sifat hukuman dari disiplin.
3.
Mengatur
privasi karyawan.
Keempat
jenis utama pelanggaran privasi yang ditegakkan oleh pengadilan adalah gangguan
(pengawasan ruang loker dan kamar kecil), publikasi masalah pribadi,
mengungkapkan catatan medis, dan memeberikan nama seorang karyawan atau
sejenisnya dengan tujuan komersial. Pemeriksaan latar belakang, kesadaran akan
perilaku dan gaya hidup diluar tugas, pengujian penggunaan obat, penggeledahan
tempat kerja, dan pengawasan aktivitas tempat kerja telah memicu sebagian besar
pelanggaran privasi.
2.7 MENGATUR PEMECATAN
Pemecatan
adalah langkah disipliner yang paling drastic yang dapat diambil atas seorang
karyawan, dan harus dilakukan sangat hati-hati. Harus ada penyebab yang cukup
untuk pemecatan dan hanya boleh terjadi setelah semua langkah yang masuk akal
untuk merehabilitasi atau penyelamatan karyawan tersebut telah gagal.
a.
Dasar
umum pemecatan.
Perusahaan memecat karyawan untuk 4 alasan yaitu:
prestasi yang tidak memuaskan, kelakuan yang tidak senonoh, kurangnya
kualifikasi untuk pekerjaan itu, dan persyaratan yang berubah (atau
penghilangan) dari pekerjaan itu. Prestasi yang tidak memuaskan adalah sebuah
kegagalan yang terus menerus untuk melakukan tanggung jawab yang ditugaskan
atau atau untuk memenuhi standard yang telah di tentukan atas pekerjaan itu.
Alasan khususnya meliputi ketidak hadiran yang berlebihan, keterlambatan,
kegagalan terus menerus untuk memenuhi persyaratan pekerjaan normal, untuk
perilaku yang merugikan perusahaan. Kelakuan tidak senonoh adalah sebuah
pelanggaran sengaja atas peraturan pengusaha, misalnya pencurian, perilaku yang
kasar dan suka berkelahi, pembangkangan. Kurangnya kualivikasi untuk pekerjaan
mengacu kepada ketidakmampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan yang
ditugaskan walaupun ia rajin. Persyaratan kerja yang berubah mengacu pada
ketidakmampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan itu setelah sifat pekerjaan
tersebut berubah. Terdapat beberapa hal yang dilakukan untuk memastikan bahwa
pemecatan itu dipandang adil. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa, “orang yang
melaporkan bahwa mereka diberi penjelasan penuh tantang mengapa dan bagaimana
keputusan penghentian itu dibuat akan lebih mungkin untuk :
1. Merasa
bahwa pemberhentian mereka adalah adil.
2. Menyokong
organisasi yang memberhentikan.
3. Menunjukkan
bahwa mereka tidak berniat untuk membawa mantan pengusaha itu ke pengadilan.
b.
Menghindari
pemberitahuan yang salah.
Pemberhentian yang salah terjadi sasat pemecatan
seorang karyawan melanggar undang-undang atau kesepakatan kontraktual yang
dinyatakan atau disiratkan oleh perusahaan melalui formulir aplikasi pekerjaan,
pedoman karyawan, atau janji-janji lainnya.
Tuntutan pemberhentian yang salah dapat dihindari
dengan pendekatan dua cabang:
1. Menetapkan
kebijakan pekerjaan dan prosedur pemecahan perselisihan untuk membuat karyawan
merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan adil.
2. Melakukan
pekerjaan persiapan yang dimulai dengan aplikasi pekerjaan yang akan membantu
untuk menghindari tuntutan tersebut.
c.
Wawancara
pemberhentian.
Wawancara pemberhentian adalah wawancara di mana
seorang karyawan diberitahukan tentang kenyataan bahwa ia telah diberhentikan.
Pedoman untuk wawancara pemberhentian:
1. Rencanakan
wawancara dengan teliti.
2. Langsung
ke pokok permasalahan.
3. Jelaskan
situasinya.
4. Dengarkanlah.
5. Tinjaulah
semua elemen dari paket pesangon.
6. Kenalilah
langkah berikutnya.
“ Outplacement”
adalah
sebuah proses sistematis di mana seseorang yang telah diberhentikan dilatih dan
diberikan mengenai teknik-teknik melakukan penilaian diri dan mendapatkan
sebuah pekerjaan baru yang sesuai dengan kebutuhan dan bakatnya. Outplacement
adalah sebuah jasa yang bertujuan untuk memberikan saran, instruksi dan dasar
yang kokoh pada seseorang untuk membantu merumuskan sasaran karir dan berhasil
melakukan sebuah pencarian kerja. Conseliang outplacement adalah bagian dari
paket dukungan atau pesangon karyawan yang diberhentikan itu dan sering
dilakukan oleh perussahaan luar yang khusus.
Wawancara keluar.
Wawancara
keluar banyak dilakukan pengusaha terhadap karyawan yang akan meninggalkan
perusahaan, biasanya dilakukan oleh departemen sumber daya manusia. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan itu atau hal-hal yang
berhubungan dapat memberikan wawasan yang lebih baik kepada pengusaha tentang
apa yang benar atau salah tentang perusahaan ini. Dengan asumsi bahwa karena
karyawan akan pergi sehingga orang itu akan berterus terang.
d.
Pemberhentian
dan undang-undang penutupan tempat usaha
· Undang-undanag penutupan tempat
usaha.
Yaitu undang-undang
pemberitahuan, penyesuaian dan pelatihan ulang pekerja, yang mengharuskan
memberitahu kaaryawan dalam peristiwa dimana seorang pengusaha memutuskan untuk
menutup tempat usahanya. Pengusaha bertanggung jawab untuk memberitahukan para
karyawan yang akan mengalami “kehilangan pekerjaan” yang meliputi pemberhentian
(selain pemberhentian karena suatu sebab, berhenti sukarela, atau pension),
pemberhentian sementara yang melebihi 6 bulan, dan pengurangan lebih lebih dari
60 persen jam kerja karyawan selama setiap bulan dari suatu 6 bulan. Sebuah
pemberhentian sementara adalah suatu situasi dimana terdapat tiga kondisi yaitu:
1. Tidak
ada pekerjaan lagi yang tersedia bagi karyawan.
2. Manajemen
berharap bahwa situasi tanpa pekerjaan ini hanya sementara dan barangkali
jangka pendek.
3. Manajemen
bermaksud untuk memamnggil lagi karyawan saat pekerjaan kembali tersedia.
· Prosedur pemberhentian sementara/
penabrakan.
Yaitu suatu prosedur
rinci yang menentukan siapa yang akan diberhentikan bila tidak ada pekerjaan
yang tersedia, umumnya mengizinkan karyawan untuk menggunakan senioritas untuk
tetap bekerja.
· Alternative dari pemberhentian sementara.
Terdapat beberapa alternative:
1.
Pengurangan sukarela dalam rencana
gaji, di mana semua karyawan setuju untuk mengurangi gaji agar semua orang
tetap bekerja.
2.
Cuti sukarela, di mana beberapa
karyawan setuju untuk mengambil cuti untuk mengurangi gaji pengusaha dan
menghindari kebutuhan pemberhentian sementara.
e.
Penyesuaian
terhadap perampingan dan penggabungan/ merger
Perampingan adalah suatu proses pengurangan,
biasanya secara dramatis, jumlah orang yang dipekerjakan oleh sebuah
perusahaan. Beberapa pedoman untuk menerapkan sebuah pengurangan tenaga kerja
adalah sebagai berikut:
1. Kenalilah
tujuan dan pembatasannya.
2. Bentuklah
sebuah kelompok perampingan.
3. Bahasalah
permasalahan hukumnya.
4. Tindakan
pasca implementasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengembangan
Karir merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan kemampuan
seseorang karyawan/pegawai yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan untuk
mencapai sasaran dan tujuan. Dalam pelaksanaan pengembangan karir, perlu
dilakukan beberapa kegiatan: penyusunan perencanaan pengembangan karir,
pendekatan pengembangan karir, system pengembangan karir, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan karir.
3.2 SARAN
Pengembangan karir mestinya tidak dipahami hanya berlaku
untuk dunia usaha ataupun institusi. Namun, jika dipahami dengan lebih luas,
maka pengembangan karir juga bisa diaplikasikan dalam kehidupan keseharian,
atau dalam penentuan cita-cita dan tujuan hidup. Masukan yang membangun sangat
berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment