MAKALAH
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SDM
ANALISIS PENYUSUTAN SUMBERDAYA MANUSIA
Dosen Pembimbing :
Dra. Ratna Nikin Hardati, M.Si
Oleh Kelompok 4 :
Gema Alwi Ainun Rosa 2130920004
Rahmatika Fissana 2130920015
Andi Kurniawan 2130920025
FAKULTAS ILMU
ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI
NIAGA
UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Analisis Penyusutan
SDM”. Adapun maksud dilaksanakannya
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan
Pengembangan SDM.
Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
cetak atau bahasa yang kurang baku di dalam makalah ini dan ucapan terimakasih pada dosen
pembimbing mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan
SDM, berkat bimbingan beliau penulisan atau penyusunan makalah ini
menjadi demikian rupa.
Penulis
berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Malang,
12 Mei
2016
Penyusun
DARTAR ISI
Kata Pengantar
......................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ...................................................................................
1
1.2. Rumusan
Masalah ...................................................................................
2
1.3. Tujuan ...................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
1.1. Periode peramalan sumberdaya manusia
........................................................... 3
1.2. Meramalkan permintaan sumberdaya manusia
.................................................. 3
1.3. Pengaruh dari merger dan akuisisi
..................................................................... 5
1.4. Mengelola orang yang bertahan setelah
perampingan ....................................... 6
1.5. Pemberhentian sementara ..................................................................................
6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................................
7
3.2. Saran
..................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor
yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik
institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan
di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro.
Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu
perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan,
pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara
makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja,
baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Secara garis besar, pengertian Sumber Daya
Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik
institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya. Pembentukan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dapat menigkatkan suatu kemajuan sebuah
perusahaan. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya manajemen. Hal-hal yang
berkatan dengan pengelolaan Sumebr Daya Manusia dapat disebut dengan ilmu
Manajemen Sumber Daya manusia.
Tidak hanya melakukan pembentukan SDM
yang berkualitas, namun SDM juga dapat mngalami penyusutan seiring dengan
bertambahnya usia dari SDM tersebut sehingga diperlukan cara baik memperlambat
maupun meramalkan penyusatan SDM agar tidak terlalu bertdampak pada kinerja
yang kemudian akan mengganggu kegiatan operasi perusahaan yang bersangkutan. Oleh sebab itu, penulis
ingin membahas dan mempelajari lebih mendalam mengenai masalah yang berkaitan
dengan penyusutan SDM.
1.2. RUMUSAN MASALAH
-
Bagaimana periode
peramalan sumberdaya manusia?
-
Bagaimana meramalkan
permintaan sumberdaya manusia?
-
Bagaimana pengaruh dari
merger dan akuisisi?
-
Bagaimana mengelola
orang yang bertahan setelah perampingan?
-
Bagaimana pemberhentian
sementara?
1.3. TUJUAN
-
Memahami periode
peramalan sumberdaya manusia
-
Meramalkan permintaan
sumberdaya manusia
-
Memahami pengaruh dari
merger dan akuisisi
-
Mengelola orang yang
bertahan setelah perampingan
-
Memahami pemberhentian
sementara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Periode Peramalan
Peramalan
sumberdaya manusia harus dilakukan atas tiga periode perencanaan: jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Periode perencanaan yang paling
umum digunakan adalah jangka pendek,
biasanya mencakup periode antara enam bulan sampai satu tahun. Tingkat
perencanaan ini dilakukan secara rutin dalam banyak organisasi karena hanya
sedikit asumsi mengenai masa depan yang dibutuhkan untuk rencana jangka pendek
tersebut. Ramalan jangka pendek ini menawarkan perkiraan terbaik dari kebutuhan
sumberdaya manusia yang mendesak dari sebuah organisasi. Rencana jangka menengah biasanya memproyeksikan
satu sampai lima tahun ke depan, dan rencana jangka panjang lebih dari lima tahun.
2.2. Meramalkan Permintaan
Sumberdaya Manusia
Permintaan
untuk karyawan dapat dihitung berdasarkan satu organisasi secara keseluruhan
dan atau dihitung berdasarkan kebutuhan akan unit individual dalam organisasi.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan
tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur
permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang
sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil
peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah
melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Berikut ini merupakan teknik peramalan permintaan antara lain :
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Berikut ini merupakan teknik peramalan permintaan antara lain :
1. Teknik
Survey ( riset pasar/ market research)
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang
cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian-kejadian atau
kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini. Survey biasanya
menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan para
responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok yang memang
diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan.
2. Teknik Jajak
Pendapat (Opinion Pools).
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk
melengkapi data dari survey. Jajak pendapat dari para pakar, para eksekutif,
dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini lebih bersifat
pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya
teknik survey lebih bersifat objektif.
3.
Analogi
historis (Historical Analogy),
Merupakan
teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu. Misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televisi multi sistem
menggunakan model permintaan televisi hitam
putih atau televisi berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan
menjadi terbaik untuk penggantian produk di pasar
dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam
pasar itu.
2.3 Pengaruh dari Merger
dan Akuisisi
Satu
penyebab lain dari perampingan adalah bertambah banyaknya merger dan akuisisi
dalam banyak industri. Dengan melihat pada industri finansial atau
telekomunikasi akan tampak konsolidasi masif pada sejumlah perusahaan. Beberapa
merger terjadi antara dua perusahaan besar, seperti British Petroleum dan Amoco
atau antarbank Norwest dan Wells-Fargo, sedangkan lainnya adalah merger yang lebih
kecil, seperti merger dari dua rumah sakit lokal. Tetapi hasil yang umum
terjadi dalam kebanyakan merger dan akuisisi adalah adanya kelebihan karyawan
setelah perusahaan tersebut digabung. Gelombang dari aktivitas merger dan akuisisi di Amerika Serikat seringkali
menghasilkan perusahaan baru hasil dari gabungan tersebut dengan departemen,
gedung dan orang-orang yang tidak terpakai lagi. Karena banyak dari alasan
untuk kombinasi adalah alasa finansial, maka menghilangkan karyawan dengan
tanggung jawab yang tumpang tindih menjadi perhatian utama.
Perusahaan
yang menutup fasilitas atau menghilangkan departemen mungkin perlu untuk
menawarkan rencana transisi finansial. Bonus
tinggal transisi (transition stay bonus) adalah imbalan kerja ekstra yang
diberikan untuk karyawan yang pekerjaannya dihilangkan, untuk memotivasi mereka
agar tetap bertahan dalam periode waktu tertentu.
Yang
sama pentingnya adalah dampak dari PHK pada karyawan yang tidak diberhentikan.
Survei oleh AMA menemukan bahwa dalam 69% dari perusahaan yang disurvei,
terdapat penurunan jangka pendek dalam semangat karyawan dan 28% dari
perusahaan mengalami penurunan dalam jangka waktu yang lebih panjang pada
semangat karyawan setelah terjadinya perampingan. Di samping itu pengunduran
diri dan perputaran karyawan semuanya meningkat secara substansial dalam satu
tahun setelah perampingan. Konsekuensi dari restrukturisasi organisasional
adalah tantangan yang sangat penting yang harus ditangani oleh manajemen
sumberdaya manusia.
2.4
Mengelola Orang yang Bertahan setelah Perampingan
Ada
sebuah mitos umum bahwa mereka yang bertahan setelah perampingan dalam bentuk
apapun akan sangat senang untuk tetap memiliki pekerjaan sehingga mereka tidak
menimbulkan masalah bagi organisasi. Bagaimanapun, beberapa pengamat
menggambarkan sebuah analogi antara mereka yang bertahan dalam perampingan dan
mereka yang bertahan dalam peperangan tetapi mengalami rasa bersalah karena
mereka dibiarkan selamat sedangkan teman-teman mereka tidak. Akibatnya kinerja
dari orang-orang yang bertahan tersebut dan komunikasi di seluruh organisasi
terpengaruh secara negatif.
Pengurangan
dalam angkatan (reduction in force-RIF)
pekerja besar-besaran yang pertama kali dilakukan dalam sebuah perusahaan
seringkali menimbulkan goncangan besar terhadap pandangan para karyawan
terhadap perusahaan. Kepahitan, kemarahan, ketidakpercayaan, dan keterkejutan
merupakan reaksi yang umum terjadi. Untuk mereka yang bertahan dari pemutusan,
budaya paternalistik dan citra perusahaan sebagai pemberi kerja “seumur hidup”
seringkali hilang untuk selamanya. Orang-orang yang bertahan membutuhkan informasi
mengenai mengapa tindakan tersebut harus dilakukan, dan apa yang ada di masa
depan bagi mereka secara pribadi. Semakin banyak para karyawan dilibatkan dalam
pengelompokan ulang, semakin besar kemungkinan transisi tersebut dapat berjalan
lancar. Para manajer juga merasa bahwa situasi dalam perampingan sangat menekan
dan bereaksi secara negatif atas keharusan menjadi pembawa berita buruk.
2.5
Pemberhentian Sementara
Pemberhentian
sementara terjadi ketika karyawan dicutikan tanpa diberi gaji. Jika bisnis
membaik bagi pemberi kerja, karyawan bisa dipanggil kembali untuk bekerja.
Pemberhentian sementara dapat menjadi strategi perampingan yang tepat selama
terjadi penurunan ekonomi sementara dalam suatu industri. Meskipun demikian,
adalah penting untuk merencanakan pemberhentian sementara secara hati-hati.
Perusahaan
tidak mempunyai kewajiban secara hukum untuk menyediakan perlindungan finansial
bagi para karyawan yang diberhentikan, tetapi banyak yang melakukannya. Jika
ada ketentuan untuk uang pesangon, rumus yang paling umum adalah gaji seminggu
untuk setiap lama tahun bekerja. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar
cenderung untuk lebih bermurah hati. Hilangnya tunjangan kesehatan adalah satu
masalah utama bagi karyawan yang diberhentikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam melakukan peramalan, ada 3 jenis
periode yang pertama jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Aktivitas
peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan
untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan
sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan
antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang
menjadi hasil peramalan. Dengan
kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi
ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Satu penyebab
lain dari perampingan adalah bertambah banyaknya merger dan akuisisi dalam
banyak industri. Sehigga
berakibat terhadap SDM yang bersangkutan.
3.2 Saran
Kami
menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT. Oleh karena itu kami mengharapkan saran maupun kritikan yang
membangun untuk menambah wawasan kami dalam penulisan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment