BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah strategi berasal dari bahasa
Yunani Strategos atau strategus dengan kata jamak strategi.
Strategi berarti jendral tetapi dalam Bahasa Yunani kuno sering berarti perwira
negara (state officer) dengan fungsi
yang luas. Pada abad ke 5 SM sudah dikenal adanya Broad of Strategy di Athena, mewakili 10 suku di Yunani. Hingga
Abad ke 5, kekuasaan politik luar negeri dari kelompok strategi itu semakin
luas. Lama kelamaan strategi memperoleh pengertian baru.
Dalam arti yang sempit, menurut Matloff
(salusu, 1996:85) strategi berarti the
art of the general (seni jendral). Dalam Yunani Kuno jendral dianggap
bertanggung jawab dalam suatu peperangan, kalah atau menang.
Hax dan Majluf (Salusu, 1996) mencoba
menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi sebagai berikut.
1. Suatu
pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.
2. Menentukan
dan menampilkan tujuan organisasi dalam pengertian sasaran jangka panjang,
program bertindak, dan prioritas sumber daya.
3. Menyeleksi
bidang yang akan dilakukan atau akan dilaksanakan organisasi.
4. Mencoba
mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang
tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan
kekuatan serta kelemahannya.
5. Melibatkan
semua tingkat hierarki dari organisasi.
Beberapa devinisi diatas menurut
perumusan tadi, strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental tempat suatu
organisasi akan mampu menyatakan kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat
yang bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang selalu barubah.
Menurut Ismail Solihin (2012:24)
Strategi tidak didefinisikan hanya semata-mata sebagai cara untuk mencapai
tujuan karena strategi dalam konsep management strategi mencakup juga penetapan
berbagai tujuan itu sendiri (melalui berbagai keputusan strategi (strategic
decision) yang dibuat oleh menajemen perusahaan) yang diharapkan akan manjemin
terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi manajemen dirancang
untuk menjadi pegangan bagaimana seharusnya bisnis perusahaan dijalankan dan
bagaimana pemgambilan keputusan diambil dianatara berbagai alternative pilihan
tindakan yang tersedia. Strategi didasarkan misi yang telah ditetapkan untuk
menuju visi yang diinginkan.
Setiap perusahaan, mempunyai perbedaan
dala proses merumuskan dan mengarahkan kegiatan menajemen strateginya.
Perencanaan yang baik telah mengembangkan proses yang lebih rinci. Tetapi
terlepas dari perbedaan dalam hal rincian dan tingkat formalitas ini, komponen
dasar dari model-model yang digunakan untuk menganalisis operasi menajemen
strategi ini sangat mirip.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.?
2. Bagaimana
proses dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaa.?
1.3 Tujuan Masalah
1. Memahami
bagaimana pengertian dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.
2. Menggetahui
bagaiman proses dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi Perusahaan
Menurut Ismail Solihin (2012:21) peryataan visi
menunjukkan arah strategis perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa
mendatang sehingga akan menuntun pengarahan sumber daya perusahaan bagi
pencapaian berbagai tujuan tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki
kaitan yang sangat erat dengan Misi perusahaan, dalam arti strategis yang
dinyatakan di dalam Visi masih berada di dalam lingkup usaha yang dijalankan
oleh perusahaan. Visi perusahaan lebih menggambarkan “What do you want to become”
sedangkan Misi perusahaan lebih menunjukkan “What is our business.[1]
Ruben Mark, mantan CEO Colgate menyakini sebuah misi yang jelas harus semakin masuk
akal secara Internasional. Pemikran Mark tentang Visi adalah sebagai berikut:
Jika ingin mengajak semua orang dibawah bendera
perusahaan, adalah hal yang penting untuk memperkenalkan satu visi secara
global alih-alih berusaha menyatukan beragam pesan dalam berbeda. Triknya
adalah dengan membuat visi sederhana sekaligus menggigit: "kami membuat komputer
tercepat di dunia" atau "layanan telpon untuk semua orang." Anda
tidak perlu membuat orang mengakong senapan mesin hanya untuk tujuan-tujuan
finansial. Hal yang dibutuhkan hanyalah membuat orang merasa lebih baik, merasa
menjadi bagian dari sesuatu.
Visi juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
1. Memudahkan
komitmen semangat kerja karyawan.
karyawan tidak akan
bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja.
Namun, jika dia tahu
apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia
bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
2. Menumbuhkan
rasa kebermaknaan.
salah satu tempat
karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya.
3. Menumbuhkan
standar yang prima.
Jika seorang karyawan
memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja
penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.
Setiap perusahaan senantiasa mempunyai cita-cita
ideal yang hendak dicapai. Citai-cita. Tersebut akan diperjuangkan agar jati
dirinya jelas, yakin citra nilai dan kepercayaan perusahaan. Visi perusahaan
adalah citra nilai dan kepercayaan ideal. Dengan kata lain, Visi merupakan
wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang
hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi memberi arah dan
ide actual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar setiap
tindakan yang akan dilakukan senantiasa berlandasan visi perusahaan dan
memungkinkan untuk mewujudkannya.[2]
Adapun karakteristik visi yaitu
sebagai berikut.
a. Diciptakan
melalui permufakatan/konsesus.
b. Memberikan
pandangan atas segala sesuatu yang terbaik di masa yang akan datang.
c. Mempengaruhi
orang untuk menuju ke misi.
d. Tanpa
keterbatasan dimensi waktu.
2.2 Misi Perusahaan
Menurut David (2009:84), peryataan misi (mission
statement) adalah sebuah deklarasi tentang "alasan keberadaan" suatu
organisasi. pertanyaan misi harus menjawab pertanyaan paling penting,
"apakah bisnis kita?". pertanyaan misi yang jelas sangat penting
untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi. Terkadang juga diistilahkan
sebagai pertanyaan keyakinan (creed statement), sebuah pertanyaan filosofi,
pernyataan kepercayaan, pernyataan prinsip-prinsip bisnis, atau pernyataan yang
"menentukan bisnis kita", pernyataan misi menjelaskan ingin menjadi
apa suatu organisasi dan siapa saja yang coba dilayaninya. Semua organisasi
memiliki alasan kenapa mereka ada, meskipun bila para penyusun strategi tidak
secara sadar mentranformasikan alasan ini kedalam bentuk tulisan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan
dalam uasahanya, mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk
dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi.
Adapun manfaat misi antara lain:
a. Memastikan
tujuan dasar organisasi.
b. Memberikan
basis atau standar untuk mengalokasikan SD di organisasi.
c. Menciptakan
kondisi atau iklim organisasi yang umum.
d. Menjadikan
titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi.
e. Memfasilitasi
penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan penungasan hingga
elemen tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga perameter waktu, biaya, dan
kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.
Menurut Davit, Fred R, (2009:102) terdapt Sembilan
karakteristi yang harus terangkum dalam suatu misi perusahaan, dank arena misi
perusahaan merupakan bagian dari proses strategic management yang akan dipublikasikan
kepada masyarakat, maka misi perusahaan sebaiknya mencakup Sembilan komponen
pokok tersebut, yang terdiri dari:
·
Customer
Secara eplisit misi
harus menyebutkan siapa yang menjadi pelanggan bagi produk perusahaan.
·
Product or Services
Dalam hal ini secara
spesifik perusahaan harus menyebutkan produk atau jasa apa saja yang dihasilkan
oleh perusahaan.
·
Markets
Pernyataan ini
menjelaskan di pasar mana produk perusahaan akan bersaing dengan produk yang
dihasilkan oleh pesaing.
·
Technology
Pernyataan misi menyebutkan
arah pengembangan teknologi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
·
Concern for survival, growth, and
profitability
Dalam hal ini peryataan
misi menunjukan secara komitmen perusahaan terhadap kelangsungan hidup
perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan untuk menghasilkan laba (proditabilitas).
·
Philosophy
Misi akan menjelaskan
kepercayaan (beliefs), nilai (values), aspirasi, dan prioritas etis dari
perusahaan.
·
Self Concept
Misi akan menjelaskan
apa yang menjadi kompetensi unggulan (distinctive comperences) dari perusahaan
dibandingkan pesaingnya.
·
Concern for public image
Misi akan menunjukan
apakah perusahaan memiliki respons terhadap masalah-masalah social,
kemasyarakatan maupun terhadap masalah lingkungan.
·
Concern for employees
Dalam hal ini pernyataan
misi akan menunjukan apakah karyawan merupakan asset yang berharga perusahaan.
2.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang
keinginan yang akan dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan untuk meraih
hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dengan dimensi waktu tertentu.
Dengan demikian tujuan memiliki karakteristik yang berbeda dengan visi maupun
misi di antaranya:[3]
1. Sesuai:
tujuan selaras dengan visi dan misis.
2. Berdemendi wsktu:
tujuan harus konkrit dan bisa diantisipasi kapan terjadinya.
3. Layak:
tujuan hendaknya merupakan suatu tekad yang bisa diwujudkan
4. Fleksibel:
tujuan senantiasa bisa di sesuaikan atau peka terhadap perubahan situasi dan
kondisi
5. Mudah dipahami
Adapun empat alas an tujuan pentingnya tujuan bagi
perusahaan dan bagi menajemen strategi, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan membantu mendefinisikan
organisasi dalam lingkungannya. Sebagai besar
organisasi perlu membenarkan keabsahan eksistensinya, untuk mengabsahkan diri
dalam pandangan pemerintah, kosumen, dan masyarakat luas. Dengan menetapkan
tujuan, perusahaan akan menarik orang mengelali tujuan ini sehingga mau bekerja
untuk mereka.
2. Tujuan membantu mengkoordinasi
keputusan dan pengambil keputusan. Tujuan yang menyatakan
mengarahkan perhatian karyawan kepada norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan
dapat mengurangi pertentangan dalam pengambilan keputusan kalau semua karyawan
mengetahui tujuannya. Tujuan menjadi kehendak dalam keputusan.
3. Tujuan menyediakan norma untuk
menilai pelaksanaan prestasi organisasi. Tujuan merupakan norma
terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan, oerganisasi tidak
mempunyai dasar yang jelas untuk menilai keberhasilannya.
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih
nyata daripada pernyataan visi dan misi.
Menurut Gray
dan Ricketts tujuan adalah lebih spesifik dibandingkan sasaran jika sasaran
menentukan arah jangka panjang maka tujuan menentukan target-target khusus
untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu periode yang akan datang.
Secara tradisional dan historis suatu perusahaan
dipandang sebagai lembaga ekonomi sehingga tujuan perusahaan sifatnya sederhana
yaitu dinyatakan dalam ukuran efisiensi dan laba perusahaan memiliki tujuan
tunggal yaitu mencari laba atau memaksimalkan laba. Pada saat sekarang
perumusan tujuan perusahaan harus mempertimbangkan 3 faktor:
1. Realitas
lingkungan dan salaing berhubungan kekuasaan ekternal.
2. Realitas
sumbe-sumber dan saling berhubungan kekuatan internal perusahaan
3. System
nilai para eksekutif puncak.
2.4 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industry,
perdagangan dan konsultasi teknis sector pertanian/ perkembangan, PT. Bio
Industri Nusantara memiliki misi, visi dan tujuan perusahaan yakni:
Visi
Menjadi
perusahaan yang tanggu di bidang penyediaan sarana dan jasa produksi untuk
meningkatkan produktifitas pertanian dan perkebunan yang berazaskan
sustainabilitas.
Misi
1. Memproduksi
pupuk non kimia, bioaktivator dan biopestisida yang rumah lingkungan.
2. Menyediakan
sarana penunjang usaha pertanian dan perkebunan.
3. Menyediakan
jasa konsultasi untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian dan perkebunan
berbasis kelastarian lingkungan.
4. Melakukan
kerja sama dengan mitra usaha yang saling menguntungkan.
Tujuan
Memupuk
keuntungan melalui tata kelola bisnis yang baik dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan mitra usaha dan stakeholders lainnya.
2.5 Menyusun, Mengembangkan, dan
Mengevaliasi Visi,Misi dan Tujuan
Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi
persyaratan dan kriteria. Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan
secara umum antara lain:
1. Dapat
dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
2. Dapat
dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan.
3. Berwawasan
jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman.
4. Memiliki
nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan.
5. Terfokus
pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroprasi.
Setelah menyusun visi yang baik bagi perusahaan,
dapat ditentukan bagaimana visi bisnis perusahaan. Hal pertama yang dapat
dilakukan dalam rangka menyusun visi perusahaan adalah dengan
mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dicapai.
Setelah itu, dapat ditetapkan pandangan masa depan perusahaan, ingin mencapai
titik kesuksesan setinggi apakah perusahaan tersebut. Menyediakan gambaran
besar yang mengambarkan siapa saja yang ada di dalam perusahaan tersebut, apa
yang akan dilakukan setiap peronil perusahaan dan kemanakah arah pergerakan
perusahaan.
Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana
penyusun, mengembangkan serta mengevaluasi misi bisnis suatu perusahaan, perlu
terlebih dahulu untuk mengetahui apa saja komponen misi. Ada Sembilan komponen
yang mutlak ada dalam sebuah misi apabila misi tersebut hendak menjadi misi
yang efektif. Komponen-komponen misi tersebut antara lain:
1. Konsumen
atau Pelanggan, “Siapa pelanggan perusahaan?
2. Produk
atau Jasa, “Apa produk atau jasa utama perusahaan?
3. Pasar,
“Secera geografis, dimana perusahaan akan berkompetisi?
4. Teknologi,
“apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?
5. Pehatian
akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitbilitas, “Apakah perusahaan
berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?
6. Filosofi,
“Apa dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan?
7. Konsep
diri, “Apa kemampuan khusus atau keuangan kompetitif perusahaan?
8. Perhatian
akan citra publik, “Apakah perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial,
masyarakat dan lingkungan?
9. Perhatian
pada karyawan, “Apakah karyawan aset yang berharga untuk perusahaan?
Setelah mengetahui komponen misi yang baik bagi
suatu perusahaan, dapat ditemukan strategi penyusunan misi dari sebuah
perusahaan. Hal pertama yang dapat dilakukan dalam rangka menyusun misi
perusahaan adalah dengan menetapkan perusahaan menjadi bagian-bagian yang
kecil. Setelah itu, barulah dapat ditentukan bagaimana bagian-bagian dari
perusahaan tersebut akan bergerak mencapai visi perusahaan.
Melaksanakan pengembangan visi dan misi perusahaan
tentunya membutuhkan sebuah pendekatan. Satu pendekatan yang digunakan secara
luas untuk mengembangkan visi dan misi antara lain melalui langkah-langkah:
1. Pertama-tama
memilih beberapa artikel atau dokumen mengenai pernyataan ini meminta semua
manajer untuk membaca sebagai informasi latar.
2. Meminta
para manajer untuk membuat sendiri pernyataan visi dan mis bagi organisasi.
3. Meminta
seorang fasitator atau dewan manajer puncak, menyatukan pernyataan-pernyataan
ini ke dalam sebuah dokumen dan membagikan draf pernyataan kepada semua
manajer.
4. Permintaan
akan perubahan, penambahan, dan penghapusan diperlukan setelahnya, saat
diadakan sebuah pertemuan untuk merevisi dokumen tersebut.
5. Bagitu
semua manajer telah memberikan masukan mereka serta mendukung dokumen final,
organisasi dapat dengan mudah memperoleh dukungan manajer untuk aktivitas
perusahaan, penerapan, dan pengevaluasian strategi.
6. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendukung upaya ini, salah satu cara
yang paling sering dan lazim digunakan adalah
dengan membentuk forum-forum diskusi.
2.6 Pendekatan Pengambilan Keputusan
Menurut Lawrence R. Jauch & W.F Glueck (1996)
ada berbagai teori tentang bagaimana pengambilan keputusan, mengambil suatu
keputusan, namun sebagian besar penulis memusatkan perhatiannya pada tiga cara
pendekatan, yaitu rasional analisi, intuitif emosional, dan perilaku politis (behavioral political).[4]
A.
Pengambilan
Keputusan yang rasional-analisis
Dalam
model ini, pengambilan keputusan merupakan seseorang aktor yang
tunduk-tunduknya bukan saja cerdas tetapi juga rasional. Aktor memilih
keputusan dengan penuh kesadaran tentang semua alternative yang mungkin ada
untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Oleh karena itu, pengambil keputusan
mempertimbangkan semua alternative dan segala akibat dari pilihan yang dapat
diambilnya, menyusun segala akibatnya dengan memperhatikan skala pilihan (scale of performsnce) yang pasti, dan
memiliki alternative yang memberikan hasil maksimum.
B.
Pengambilan
Keputusan yang Intuitif-emosional
Lawan
dari pengambilan keputusan yang rasional adalah pengambilan keputusan yang
intuitif. Pengambil keputusan ini menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan
yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses
alam bawah sadar. Proses ini dapat disorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan
konfrontasi kreatif. Pengambilan keputusan intuitif mempertimbangkan sejumlah alternative
dan peluang secara serempak meloncat dari satu langkah dalam analisis atau
mencari yang lain dan kembali lagi.
Beberapa
orang yang menekankan intuisi atau pendapat sebagai cara pendekatan yang disukai,
menunjukkan bahwa dalam banyak persoalan, pertimbangan mungkin mengarah ke
keputusan yang lebih baik dari pada teknik mengoptimumkan. Misalnya, analisis
kepekaan alat seperti pesanan dalam jumlah yang paling ekonomis (EOQ = economic order quantity). Model ini
menggunakan bahwa ada pesanan jumlah optimal berkenaan dengan untuk rugi (trade-off ) dari biaya pemesanan dan
penyimpanan. Tetapi mungkin akan menjadi jauh dari “optimal” ini dakan banyak
hal tanpa dampak sangat nyata pada perbedaan pembiayaan keseluruhan. Oleh
karena itu, di sini pertimbangan factor lainnya dalam suasana keputusan dapat mengarah
ke kesimpulan menyeluruh yang lebih baik berkenaan dengan jumlah pesanan, dari
pada tetap berpegang pada keputusan dapat mengarah ke kesimpulan menyuruh yang
lebih baik berkenaan intuitif tentang apa yang dikemukakan data. Dalam banyak
kasus, pertimbangan seperti ini mungkin lebih disukai dari pada mengandalkan
analisis.
C.
Pengambilan
Keputusan Secara Politis-perilaku
Pendangan
ketiga mengemukakan bahwa pengambil keputusan yang sesungguhnya harus
mempertimbangkan sejumlah tekanan dari orang lain yang terpengaruh oleh
keputusan mereka. Serikat buruh menukarkan
tenaganya untuk upayah yang paling pantas dan jaminan kerja. Konsumen menukarkan uang mereka dengan
produk dan jasa. Pemilik menukar
modalnya untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan dari investasinya. Pemasok (supplir) menukarkan
perlindungan dan jaminan ekonomi dengan pajak. Bahkan pesaing pun menukarkan informasi satu sama lainnya melalui asosiasi
perdagangan atau hubungan lainnya, dan sebaiknya.
Sedangkan
jika ditinjau dari kondisi keputusan
yang harus diambil, terdapat empat pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko.
3. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang timbulkan karena pertentangan dengan keadaan
lain.
D.
Gaya
Pengambilan Keputusan
Salah satu pandangan mengenai gaya-gaya
pengambilan keputusan menurut Robbins dan D A. De Cenzo dalam bukunya “Supervision Today”, didasarkan pada
pendekatan dua dimensi dalam pengambilan keputusan yaitu:
1. Cara
berpikir seseorang, yaitu didasarkan pada anggapan bahwa sebagian di antara
kita cenderung lebih bersifat rasional dan logis dalam cara berfikir atau
memproses informasi. Tipe rasional ini memandang informasi secara teratur dan
memastikan bahwa informasi itu logis dan konsisten sebelum mengambil keputusan.
2. Dimensi
yang menggambarkan toleransi seseorang akan ambiguitas. Tipe ini lebih
cenderung kea rah intuitif yang memandang bahwa memproses informasi tidak harus
menurut urutan tertentu melainkan memandangnya sebagai kesuluruhan atau banyak
pikiran sekaligus.
Untuk lebih jelasnya mengenai
keterhubungan dua dimensi tersebut, sangat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
1. Gaya direktif, yaitu
suatu gaya pengambilan keputusan yang dicirikan oleh toleransi yang rendah
untuk ambiguitas/ketidak jelasan dan cara berfikir rasional.
2. Gaya analisi, yaitu
suatu gaya pengambilan keputusan yang dicirikan oleh toleransi yang tinggi terhadap
ambiguitas dan cara berfikir yang rasional.
3. Gaya konseptual, yaitu
suatu gaya pengambilan keputusan yang dicirikan oleh toleransi yang tinggi
terhadap ambiguitas dan cara berfikir yang intuitif.
4. Gaya perilaku, yaitu
suatu gaya pengambilan keputusan yang dicirikan oleh toleransi yang rendah
terhadap ambiguitas dan cara berfikir yang intuitif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan pula bahwa misi adalah
alas an mengapa perusahaan itu dirikan. Misi perusahaan membesakan suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Visi dan misi memberikan manajer kesatuan
arah yang melebihi kepentingan probadi, kepentingan sempit semata. Visi dan
misi mendatangkan rasa pengharapan yang sama di antara semua tingkatan dan
angkatan karyawan. Visi dan Misi menegaskan nilai dan tujuan yang dapat
dipahami dan diterima oleh semua pihak luar perusahaan. Akhirnya visi dan misi
menguatkan komitmen perusahaan terhadap kegiatan yang bertanggung jawab, yang
sejalan dengan kebutuhannya untuk mempertahankan dan melindungi klaim-klaim
penting dari orang-orang perusahaan, bahkan suatu kelangsungan hidup yang tahan
lama, tumbuh dan menguntungkan perusahaan.
3.2 Saran
Visi dan
Misi bagi sebuah
perusahaan sangat penting.
Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi
visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya
manusia dan budaya perusahaan yang tepat pula. Dalam menghadapi perubahan,
diperlukan kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
dan sekaligus menjaga
kelangsungan organisasi agar mampu bertahan hidup. Oleh karena itu, perlu
ditetapkan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Solihin,
Ismail, 2012. managemen Strategi. Penerbit
erlangga, Jakarta
Manajemen
strategi /oleh Iwan Purwanto. Copyright 2006 pada CV.YRAMA WIDYA
http://www.tradingindonesia.com/index.php/id/tentang-kami/profil/visi-misi
[1] Solihin, Ismail, 2012. managemen Strategi. Penerbit erlangga,
jakarta
[2] Manajemen strategi /oleh Iwan
Purwanto. Copyright 2006 pada CV.YRAMA WIDYA
[3] Manajemen strategi /oleh Iwan
Purwanto. Copyright 2006 pada CV.YRAMA WIDYA
[4] Manajemen strategi /oleh Iwan
Purwanto. Copyright 2006 pada CV.YRAMA WIDYA
makalah yang sangat bagus. Apalagi kalau dipadukan dengan Visi Misi Kepala Desa ini.
ReplyDeleteMenurut David Fred R terdapat 9 karakteristik yang harus terangkum dalam misi perusahan salah satunya filosofi,
ReplyDeleteAPA YANG TERJADI JIKA KARAKTERISTIK FILOSOFI TERSEBUT TIDAK ADA DALAM SUATU PERUSAHAAN?
DAN APA PENGARUHNYA DALAM MISI PERUSAHAAN TEESEBUT?